Archive for the 'Saya ngopi di sini' Category

Nyethe

Sesekali selembar kertas ditempelkan di bubuk kopi yang masih menyisakan sedikit air di atas piring kecil. Kemudian tangan2 terampil itu mulai melukis sebuah pola simetris dari sisa kopi di sebatang rokok dengan hanya menggunakan ujung sendok. Kurang dari setengah menit lukisan itu sudah mulai menampakan bentuknya, batik klasik parang barong dan Mas Wigih tersenyum sumringah sambil memberikan hasil karyanya kepada saya. Inilah aktivitas keseharian penduduk di desa Bolerejo, Tulungagung, nyethe, yang entah sejak kapan dimulainya sebagai bentuk interaksi sosial masyarakat setempat yang dihubungkan dalam kesamaan orientasi sebuah masyarakat egaliter

Continue reading ‘Nyethe’

Java Dancer : Handcrafted Indonesian Coffee

Pengujung coffee house di Persia (Iran) pada abad ke 1000 lebih bisa menikmati puisi  tentang kisah kepahlawanan dalam buku Shāhnāmeh dari Hakim Abu al Kasim Firdausi apabila ditemani secangkir kopi panas. Sejatinya kedai kopi sejak era Konstatinopel hingga di Inggris senantiasa selalu memberikan inspirasi, kehangatan dan pembebasan pikiran. Cafe bukanlah warung yang lalu lintas pengunjungnya harus tinggi, tapi sebuah tempat dimana interaksi pengunjung bisa lebih intens dan saya bisa merasakan aura itu saat pertama kali menginjakan kaki di Java Dancer Coffee, Jl. Kahuripan 12, kota Malang. Berikut liputan sebuah perjalanan di sebuah cafe yang sudah menjadi ikon baru di kota ini.

Continue reading ‘Java Dancer : Handcrafted Indonesian Coffee’

Vietopia : Kopi Vietnam

Tak usah ke Vietnam kalau hanya sekedar ingin menikmati kopinya karena restoran Vietopia di jalan Cikini raya no. 33 menyediakan minuman ini. Bersama salah seorang karib saya menikmati kopi di sini dan tentu saja disajikan dengan alat Vietnam Drip alat penyeduh kopi khas negara ini.

Continue reading ‘Vietopia : Kopi Vietnam’

Kopi Tiam Oei nyang gezellig

Kalau komunitas Kanton  lebih menyenangi Yum Cha yakni menikmati dim sum dan penganan kecil lainnya beserta teh oolong saat pagi hari, berbeda dengan masyarakat Tionghoa Hokian yang lebih lekat dengan budaya kopi. Kalau anda pergi ke Singapura atau Malaysia, Kopi Tiam yang artinya adalah kedai kopi tidak sulit untuk ditemukan di setiap sudut kotanya. Setiap pagi hari dengan ditemani roti toast yang ditaburi kaya (srikaya) ditambah dengan telur setengah matang adalah menu wajib untuk sarapan pagi selain sepiring Hokkien Mee atau Char Kway Teow (kwetiau). Kebiasaan para Tionghoa peranakan inilah yang membuat Bondan WInarno membuka bisnis Kopi Tiam Oei di kawasan jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Continue reading ‘Kopi Tiam Oei nyang gezellig’

Ngopi di Bandung …

Cafe di Bandung jumlahnya tak terhitung, tapi cafe dengan atmosfir dan pemandangan kota Bandung biasanya hanya berlokasi dibeberapa tempat tertentu seperti di kawasan Dago. Tempat ini merupakan salah satu kawasan elit kota Bandung yang sudah sesak dipenuhi pemukiman mewah dan beragam cafe dan resto tempat nongkrong anak2 muda. Tidak sulit mencapai lokasinya, anda tinggal menyusuri jalan Ir. H. Djuanda hingga terminal angkot Dago dan beberapa ratus meter ke atas sudah banyak lokasi cafe yang bisa dikunjungi. Kali ini saya ingin berbagi beberapa tempat ngopi yang pernah saya kunjungi saat menghabiskan akhir pekan di kampung halaman sendiri.

Continue reading ‘Ngopi di Bandung …’

Coffee War @Kemang Timur 15A

Bosan dengan cafe yang kopinya terlalu Amerika atau terlalu Itali ? Mengapa tidak mencoba Coffee War, sebuah rumah kopi di Jl. Kemang Timur 15A, Jakarta Selatan. Dikelola oleh Sumule bersaudara, Derby dan Yogi, yang hanya menyediakan kopi dari Indonesia dan tanpa mesin espresso sebagaimana yang biasa terdapat di cafe modern lainnya. Di senja hari Jum’at tadi saya berbincang dengan Derby ditemani secangkir kopi tubruk panas dari Mandheling.
Continue reading ‘Coffee War @Kemang Timur 15A’

CÀ PHÊ artinya Kopi

ice-coffee

Kopi sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Vietnam, setidaknya itu yang saya saksikan di kota Ho Chi Minh yang selalu dibisingkan dengan kendaraan motor. Setiap pagi, siang hingga malam hari, cafe modern ala Strabucks dengan cita rasa lokal seperti Higlands Coffee atau Truong Coffee, selalu ramai dengan para pengunjung. Banyaknya cafe2 kelas menengah atas sepertinya tidak mengubah tradisi penduduk  sana yang senang ngopi di pinggir jalan sambil menikmati semangkuk pho (mie bakso khas Vietnam) atau camilan lain seperti ca guo (lumpia kering) atau gou cuon (lumpia basah).  Inilah sekilah hasil perjalanan saya sambil ngopi ke salah satu negeri penghasil kopi terbesar di dunia, Ho Chi Minh, Vietnam.

Continue reading ‘CÀ PHÊ artinya Kopi’

Roemah Kopi : Warung kopi di rumah

RK3

Jangan kaget kalau ke Roemah Kopi karena tampak depannya jauh dari kesan sebuah cafe beneran. Ya, ini sebuah rumah yang oleh empunya Ibu Mirna disulap menjadi sebuah tempat ngopi di kawasan Dago, tepatnya di Ranca Kendal 9 Bandung. Dengan suasana indies dan dihiasi dengan perabotan jaman baheula, Roemah Kopi menjadi salah satu tempat favorit buat menikmati Queen Coffee, espresso dengan racikan rum dan whipped cream ditaburi kayu manis, atau cukup dengan kopi hitam Toraja seraya merasakan udara dingin kota Parijs van Java.

Continue reading ‘Roemah Kopi : Warung kopi di rumah’

A cuppa in Delhi

ci

Tentu pernah mendengar istilah kopi tiam, sebuah warung kopi yang terdapat di negara Singapura. Menurut sejarahnya warung kopi ini pertama kali dikenalkan oleh entitas Muslim dari India yang menularkan kebiasaan ngopi mereka ke masyarkat Melayu, termasuk minuman khas seperti Teh Tarik. India memang terkenal bukan karena kopinya, tapi teh Darjeeling dan Assam sebagai yang dinobatkan sebagai teh terbaik di dunia. Kebiasaan minum kopi di negara India tidaklah sebanyak konsumsi mereka meminum teh. Tidaklah heran kalau saya agak kesulitan menemukan warung kopi jalanan (bukan cafe) di kota New Delhi. (Foto di atas di ambil di cafe yang terletak di terminal keberangkatan  Airport Indira Gandhi)

Continue reading ‘A cuppa in Delhi’

Bangkitkan Jiwa Ragamu Dengan Kopi Blandongan

blandong

Badrun yang baru saja tiba di kota Jogja untuk memulai kuliahnya di IAIN Sunan Kalijaga harus kebingungan jika ingin mencari kopi khas dari kampungnya di Gresik  Jawa Timur yang biasa ia nikmati. Seleranya akan kopi robusta yang kental jarang atau hampir tidak ditemukan di kota ini, padahal di daerah pesisir pantai dimana ia berasal, minum kopi sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat setempat. Salah satu kebiasaan unik penduduk di kawasan ini adalah ngopi bareng sambil sedikit melumuri rokok kretek dengan ampas kopi di sebuah tenpat seperti gazebo besar yang dinamakan blandongan. Kelak di tahun 2000 ia menggunakan nama Blandongan sebagai ikon baru di kota Jogja.

Continue reading ‘Bangkitkan Jiwa Ragamu Dengan Kopi Blandongan’


May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Koleksi foto Flickr

toni wahid. Get yours at bighugelabs.com/flickr